Bahaya dari kebiasaan merokok sudah dikenal sejak lama, Bunda. Ahli-ahli juga menyampaikan peringatan bahwa terpajan pada asap rokok dapat menjadi ancaman bagi kesehatan pula. Benar sekali, bahkan anak-anak berisiko sebagai perokok pasif. secondhand smoker ) dan justru menyeruput sisa-sisa zat berbahaya dari asap rokok ( thirdhand smoker )
Roko dan vaporizer (vape) melepaskan zat-zat kimia berbahaya yang bisa dikonsumsi oleh anak-anak melalui napasnya. Anak-anak biasanya menyerap zat-zat tersebut ketika orangtua, anggota keluarga, atau saudara-saudaranya merokok atau memakai vape. Terpajan dari asap rokok ataupun aerosol vape kadang disebut juga dengan istilah perokok pasif.
Sementara, mengutip Raising Children, Asap rokok atau vapor dari perangkat vaping ketiga adalah hasil yang terbentuk saat seseorang merokok atau menggunakannya. Asap rokok ataupun uap dari alat vaping tersebut melekat pada berbagai permukaan dalam area dimana aktivitas itu dilakukan, seperti kulit, rambut, baju, furniture, lantai, bahkan sampai ke jok mobil.
Artinya, anak-anak tetap terkena zat-zat berbahaya meskipun orang dewasa sudah selesai merokok atau vaping. Ini bukan hal yang boleh diabaikan, Bunda. Beberapa efek samping dari paparan asap rokok terhadap pertumbuhan dan perkembangan si kecil penting untuk dipahami.
Pengaruh perokok aktif pada orangtua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak
Apakah Anda ingin mengetahui efek perokokan orangtua pada pertumbuhan dan perkembangan anak mereka? Baca penjelasannya di bawah ini!
1. Risiko stunting
Berdasarkan riset dari Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI), anak-anak yang tinggal bersama kedua orang tuanya sebagai perokok cenderung mengalami peningkatan berat badan dan tinggi tubuh yang lebih lambat jika dibandingkan dengan mereka yang hidup di lingkungan bebas asap rokok.
2. Resiko terkena pneumonia dan bronkitis
Mengutip laman resmi Lung Organization Setiap tahun, paparan asap rokok dapat memicu sebanyak 150.000 sampai 300.000 kasus infeksi pada saluran pernafasan bawah pada bayi dan anak kecil, Bunda. Contohnya adalah bronkitis, batuk hebat yang bisa mengganggu tidur orangtua maupun si Kecil, serta pneumonia.
3. Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi (SIDS)
Bayi yang meninggal akibat sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS) umumnya menunjukkan kadar nikotin yang lebih tinggi dalam paru-parunya dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami paparan serupa. Merokok oleh ibu adalah faktor risiko paling signifikan yang berkontribusi pada kasus SIDS.
4. Asma serta gangguan pernafasan saat sudah dewasa
Asap rokok yang ditemui dalam rahim ibu dan eksposur semasa kecil boleh merosotkan kesihatan paru-paru serta menggalakkan asma pada kanak-kanak. Selain itu, pengalaman ini turut berkaitan dengan masalah fungsi paru-paru rendah dan penyakit nafas lain sepanjang hayat seseorang.
Dikutip dari laman resmi American Nonsmokers' Rights Foundation, Laki-laki yang menyampaikan tentang eksposur asap rokok pasca Natal dan ibu yang mendeskripsikan paparan sebelum kelahiran cenderung memiliki gangguan pernafasan ketika sudah besar. Jumlah paparan terhadap asap rokok di masa kanak-kanak juga berkorelasi langsung dengan peluang si anak merokok sewaktu remaja atau dewasa.
5. Menghambat perkembangan paru-paru
Paparan asap rokok dapat berdampak buruk pada perkembangan paru-paru anak. Hal tersebut menyebabkan disfungsi saluran napas kecil dan mengi, serta meningkatkan frekuensi penyakit saluran pernapasan atas dan bawah.
6. Infeksi telinga
Paparan asap rokok meningkatkan jumlah infeksi telinga yang dialami anak dan durasi penyakit. Mengutip ENT Health, Rokok yang dikonsumsi bisa menyebabkan iritasi pada saluran Eustachius, yang berfungsi menghubungkan area belakang hidung dengan bagian tengah telinga.
7. Resiko Terkait dengan ADHD dan Masalah Perilaku Pada Anak
Anak-anak yang dilahirkan oleh ibu non-perokok namun terkena paparan asap rokok saat hamil, serta mereka yang berasal dari ibu perokok selama masa kebidahan, cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengidap Gangguan Hiperaktif Kurang Perhatian (GPKP) dan masalah perilaku lainnya.
Perempuan mengalami paparan terhadap kadar asap rokok yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki, namun laki-laki cenderung mengalami tantangan yang lebih besar dalam hal hiperaktif, agresivitas, kesedihan, serta gangguan perilaku lainnya.
Bagaimana Melindungi Anak dari Paparan Asap Rokok
Langkah utama untuk menjaga anak dari paparan asap tembakau pasif, asap rokok pihak ketiga, serta vapor rokok adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok atau vaping dan mendorong orang dewasa di sekitar si anak juga agar berhenti.
Ini menekan eksposur anak pada asap tembakau dan zat berbahaya lainnya dalam rokok. Selain itu, hal tersebut juga menyediakan contoh positif bagi anak untuk tidak merokok maupun menggunakan vaping.
Apabila Anda belum berniat berhenti sepenuhnya, atau bila ada anggota keluarga lain yang merokok atau menggunakan vape di dalam rumah, tetap ada langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk meminimalisir eksposur anak pada asap atau uap tembakau.
Satu poin penting adalah menghindari perilaku merokok atau vaping oleh siapa saja di hadapan anak dalam lingkungan rumah. Hal ini mencakup keharusan bagi individu tersebut merokok atau vaping pada tempat yang cukup jauh dari anak-anak. Selain itu, diperlukan usaha untuk menegaskan kepada anggota keluarga, sahabat, penjaga bayi, serta tamu supaya melaksanakan prinsip serupa. Juga perlu dipastikan bahwa tak ada seseorang pun boleh merokok atau vaping di ruang tertutup dengan kedekatan terhadap anak.
Ketika berkunjung ke rumah teman atau meninggalkan anak dengan oranglain, pastikanlah bahwa tempat tersebut aman dari paparan asap dan uap.
Berikut adalah risiko penggunaan vape dan efek samping paparan asapnya terhadap kesehatan anak. Di luar menyebabkan gangguan pertumbuhan, anak yang terkena asap dari vape juga berpotensi mengidap ADHD.
Pilihan Redaksi
|
Untuk Bunda yang ingin berbagi pengalaman seputar parenting sambil mendapatkan banyak hadiah, mari bergabung dengan komunitas Share 2 CareSquad. Untuk mendaftar, silakan klik di sini. SINI . Gratis!
Komentar
Posting Komentar