
Share 2 Care , MAKKAH – Tim Medis dari Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) di Arab Saudi telah mempersiapkan beberapa ton obat-obatan serta personil medis profesional, secara khusus sebelum pelaksanaannya. ibadah haji Di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (dikenal juga sebagai Armuzna).
Mohammad Imran, yang menjabat sebagai Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi di Daker Makkah, menyebutkan bahwa persediaan obat-obatan bagi para jemaah sudah siap sebelum rombongan pertama tiba di Madinah.
Seluruh 90 ton obat telah dikirimkan ke Arab Saudi mulai tanggal 30 April 2025 guna mencukupi permintaan jamaah haji dan umrah. Kuantitas tersebut lumayan signifikan mengingat sebagian besar terdiri dari larutan pengobatan dehidrasi.
Di samping itu, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) didukung oleh 28 dokter spesialis, 6 dokter umum, serta 62 perawat.
"Kekurangan cairan masih menjadi permasalahan yang sering terjadi pada jamaah haji," ujar Imran, Senin (19/5/2025).
Berikut ini, layanan kesehatan dapat ditemukan dalam tiga area yaitu Makkah, Madinah, serta Bandara Jeddah. Wilayah Tanggung Jawab (Daker) untuk Madinah dan Makkah setiap satunya mempunyai satu klinik kesehatan haji, sedangkan Bandara Jeddah menyediakan pos kesehatan beserta ruangan pengamatan khusus.
"Kami menyewa ruang observasi di Jeddah setiap tahun," ujarnya.
Ruang ini ditujukan bagi para jamaah yang memiliki kondisi medis ringan dan sedang menanti keberangkatannya menuju Mekkah. Apabila terdapat kasus darurat yang memerlukan perawatan lebih intensif, maka jamaah tersebut akan segera diarahkan ke klinik bandara.
Selanjutnya, pada tahun ini pemerintah Arab Saudi telah menerapkan aturan baru mengenai fasilitas kesehatan selama ibadah haji yang menuntut setiap negara untuk berkolaborasi dengan lembaga perawatan medis lokal. Untuk hal tersebut, Indonesia menjalin kerja sama dengan kelompok Abeer serta beberapa rumah sakit di Mekkah, Arab Saudi.
Di Makkah, rumah sakit acuan primer meliputi Rumah Sakit Nasional Arab Saudi dan Rumah Sakit Al Ahli. Sementara itu, di Madinah, pihak Indonesia berkolaborasi dengan Rumah Sakit Al Hayat. Seluruh kasus medis dari jemaah dikelola secara efektif oleh rumah sakit-rumah sakit tersebut. Khusus untuk jemaah asal Indonesia yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di Makkah, mereka akan dirujuk ke Rumah Sakit Nasional Arab Saudi.
Pada saat yang sama, para dokter ahli memiliki tugas untuk mengunjungi hotel-hotel tempat tinggal jemaah di beberapa area. Sekarang, petugas kesehatan sedang menentukan lokasi-lokasi penting bagi penyediaan pelayanan. Mengunjungi setiap kelompok dengan dokter spesialis merupakan bagian utama dari program perawatan kesehatan haji.
"Kami memastikan pelayanan kesehatan tetap terjaga, terutama mendekati bulan Ramadhan," jelas Imran.
Komentar
Posting Komentar