Jika kau terlalu mudah dihampiri oleh lawan jenis, itu tidak baik. Kekurangan pertahanan bisa menyebabkanmu diprospek dan dieksploitasi oleh orang-orang dengan niat jahat dari gender lain. Namun, pastikan untuk memperhatikan instingmu agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam urusan percintaan.
Apabila seseorang yang mendekati Anda nampak tulus, tidak punya catatan negatif, dan Anda merasakan ketertarikan padanya, hindari perilaku menjauhi mereka dengan berlebihan. Jangan bertele-tele dalam mengubah pendirian sehingga seolah-olah dia akan tetap sabar menanti tanpa henti. Meskipun cintamu begitu kuat, sikapmu yang kurang memberikan kejelasan dapat mendorongnya untuk mundur dari hubungan tersebut.
Pada saat Anda sebenarnya telah jatuh cinta kepada seseorang yang juga merasakan hal serupa, kejujuran harus menjadi prioritas utama. Meskipun boleh saja sedikit mengecek komitmennya, namun hindari membuat batasan yang terlalu tebal antara kalian berdua. Bagi Anda yang kerap kali menyulitkan jalannya bagi orang yang mencintai Anda tanpa syarat, pertimbangkan keenam poin ini.
1. Lawannya bisa dengan cepat menaklukimu dalam persaingan untuk meraih hati.

Jangan pernah merasa terlalu nyaman dalam suatu hubungan hanya karena sekarang tampaknya kamu adalah satu-satunya yang memenuhi hati pasangan atau gebetan. Meskipun demikian, mungkin saja ada orang lain diluar kesadarannya yang juga tertarik padanya. Ini berarti bahwa secara tidak sadar, persaingan untuk mendapatkan cintanya sesungguhnya sudah ada disana.
Ada seseorang yang sedang mengejarmu, namun orang tersebut juga dipersekusi oleh pihak lain. Jika memang tidak ada rasa khusus darinya pada diri Anda, hal itu sebenarnya bukanlah masalah besar. Bahkan, Anda mungkin merasa lega jika akhirnya mereka berhenti mencoba mendekati Anda dan malah menjalin hubungan dengan orang lain.
Namun jika kamu benar-benar jatuh cinta padanya, kemungkinan besar akan terluka dan menyesal bila ada yang berhasil membuatnya berpaling darimu. Ia tahu bagaimana menciptakan peluang tersebut. Ketika seseorang sangat ingin mendekatimu, dia bisa saja masuk lebih dalam ke hati mu dengan cepat.
2. Tidak mengerti artimu, dia mempercayai perkataanmu begitu saja tanpa diteliti lebih lanjut.

Meskipun tanpa pesaing, keamananmu belum tentu terjamin. Terlebih lagi saat bertemu seseorang yang masih kurang pengalaman dalam urusan cinta. Dia tidak paham apakah kamu benar-benar serius atau hanya memberi petunjuk agar ia bekerja lebih ekstra.
Bukan berarti dia mencintaimu lebih sedikit. Akan tetapi, dia enggan menyulitimu atau memaksamu melakukan sesuatu yang engkau tak sukai. Saat kau menegaskan ketidakhendakanku untuk berkencan dengannya sambil tampak sangat serius, dia menerima hal itu sebagai penolakan.
Bukan hanya penolakan untuk diajak berkencan pada waktu itu, namun juga upayanya menjaga jarak darimu. Kamu selalu memantau kemungkinan ajakan kencan lainnya, tetapi sepertinya hal tersebut tak kunjung datang. Dengan keadaan seperti ini, adakkah nyali kamu untuk mengundangnya berkencan lebih dulu? Seseorang yang telah pergi mungkin tidak akan pulang lagi.
3. Perasaan ketidakpuasan internal akibat kurangnya kejujuran

Tidak hanya orang yang kamu taksir atau pacarmu saja yang merasakan sakit akibat perilaku menjual dirimu dengan harga tinggi. Sebetulnya, kamu pun merasa tidak nyaman. Bisa jadi, rasa patah hati dan kesedihanmu bahkan lebih dalam dibandingkan mereka yang melihat sikapmu sebagai hal biasa.
Justru kerelaannya semakin menyakitkan hati terdalammu. Setelah kamu memperlihatkan sikap seolah tidak peduli, rasa bersalah sering kali timbul. Kamu ditakuti oleh pertanyaan, mengapa harus berbuat seperti itu? Perasaan bersalah menjadi lebih intens ketika dia mencoba untuk mendekatimu lagi.
Hentikan perilaku menjauhi yang membuat keduanya tersiksai. Biarkanlah perasaan sejatimu menuntun langkah. Tidak ada salahnya jika kamu secara terbuka mengatakan iya saat diundang makan bersamanya, contohnya. Nantinya, pulang dari acara tersebut, kamu akan merasakan kegembiraan karena telah melakoni apa yang tepat.
4. Bahkan orang yang kuat juga bisa mengaku kalah

Sebenarnya dia cukup kuat untuk mempertahankan cintanya. Namun, apabila kamu tak juga memberikan kepastian dengannya, maka tak ada salahnya kalau pada akhirnya ia mengurangi harapannya. Rasa sayangnya terhadapmu kemungkinan besar masih sama seperti semula.
Tetapi, dia mulai bertanya-tanya hingga kapan harus terus berperang? Apa jadinya jika pada akhirnya usahanya menjadi percuma? Logikkasionalakan mendominasi emosinyadi saat itu. Dia telah membiarkan cintanyamenjadi panduan namun ternyatakag tidak efektif dalam melelehkan hati Anda.
Lebih bijak bagi dirinya untuk berhenti dari usaha tersebut sepenuhnya. Semakin lama dia bertahan, semakin banyak aspek penting dalam hidupnya harus ia korbankan. Dengan tidak adanya jaminan akan hasil positif, ini bisa jadi sebuah langkah paling konyol sepanjang hayatnya jika tetap diteruskan.
5. Sudah lama pacaran tapi belum menikah, padahal saling mencintai

Tidak masalah jika Anda tidak menikah saat ini, apabila belum merasa ingin melakukannya atau belum menjumpai pasangan yang cocok. Namun, jika tampaknya jodoh telah ada dalam jangkauan dan Anda malah bersikeras untuk menciptakan jarak, hal itu bisa menjadi bahaya sebab dapat melewatkan peluang emas tersebut. Coba tanyakan pada diri sendiri, masih adakah sesuatu lain yang Anda cari?
Kamu menyayangi dia dan begitu pula sebaliknya. Dia pun tidak tergolong sebagai orang jahat ataupun memiliki karakter buruk. Jika kamu merasa belum siap untuk melanjutkan ke tahap perkawinan, minimal tunjukkan respon positif atas setiap usaha baik darinya. Lagipula, dia tak mengharuskanmu untuk menikah saat ini juga.
Diskusikan hal-hal lainnya yang kamu anggap penting untuk disiapkan. Misalkan soal keuangan dan mencari tahu kapan waktunya paling pas jika salah satunya atau keduamu masih dibatasi oleh kontrak pekerjaan yang tidak memperbolehkan perkawinan selama periode tertentu. Namun, hindari mengatakan bahwa kamu merasa netral dengannya, enggan menikahi dia, atau ragu tentang kesesuaian kalian sebagai pasangan.
6. Sama-sama merasa sungkan jika pada akhirnya kamu terima dirinya sebagai pasanganmu.

Karena harganya tinggi, kamu akan selalu merasa tidak enak. Jika kamu terus menerus menggantungkan hubungan ini, pada akhirnya kamu sendiri yang akan kesulitan dan merasa kecewa layaknya poin 3. Meskipun begitu, apabila suatu saat nanti kamu bersedia untuk memaafkannya tentunya juga akan timbul perasaan malu.
Dia tidak menyebutkan kebiasaan menjual barang dengan harga sangat tinggi yang berlebihan, seolah-olah kamu sedang memaksa diri untuk terus menelan ludah sendiri. Terlebih lagi jika orang tersebut sering membodohimu. Bahkan teman-teman lama yang telah menyaksikan perkembangan hubungan Anda kemungkinan besar tidak akan bisa melupakan semua tindakanmu.
Lebih baik kamu menghindari rasa malu di kemudian hari, mending bersikap terbuka dari sekarang. Dia juga telah menjadi orang pertama yang mendekat dan jujur tentang perasaannya. Kini terserah padamu untuk meresponsnya secara positif atau paling tidak tidak menunjukkan ketidaksukacitaan.
Kamu bisa menjunjung harga diri dengan mematok standar tertentu agar orang lain tidak terlalu cepat dalam mengejar hatimu. Namun, hindari ekstrim sehingga membuatmu melupakan perasaan atau bahkan menyakiti diri sendiri. nikmatilah hubungan dan cintanya bersama-sama.
Komentar
Posting Komentar