
PALANGKA RAYA - Untuk merayakan ulang tahun ke-68 Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2025, digelarlah Festival Budaya Isen Mulang (FBIM). Acara ini disertai oleh beragam kompetisi adat. Di antaranya adalah perlombaan panginan suku simpan, yang bertempat di area Perpustakaan Museum Balanga, Rabu (19/5).
Koordinator Pelaksana Kegiatan Lomba Masakan Tradisional Sukup Simpan Hartini Titin mengungkapkan bahwa tujuan utama dari penyelenggaraan Lomba Panginan Sukup Simpan adalah untuk mempromosikan masakan tradisional sehingga bisa dikenali secara luas hingga ke level nasional maupun internasional.
Menurut dia, perlombaan Panginan Sukup Simpan bukan saja merupakan suatu kontes, melainkan juga salah satu cara pemerintahan dan warga setempat menjaga keberlangsungan peninggalan kuliner lokal. Lewat dukungan berkelanjutan pada kreasi baru, diharapkan sajian khas Kalteng akan lebih digemari oleh anak-anak muda serta dapat bertarung di panggung internasional.
"Lombaan Memasak Tradisional Kalimantan Tengah berpotensi untuk mengeksplorasi bakat dan kreasi para kontestannya, sekaligus mendekati publik terhadap hidangan tradisional 'panginan suku simpan'. Acara ini juga bertujuan untuk mensuarakan keunikan sajian lokal khas Kalimantan Tengah yang bisa dikenalkan hingga skala nasional maupun global; menjadi bagian dari atraksi pariwisata utama dalam segi perihal kuliner," ungkapnya.
Pelaksanaan kompetisi Panginan Sukup Simpan melibatkan sebanyak 5 individu dari tiap tim. Para kontestannya mencakup Ketua TP PKK untuk kabupaten/kota peserta, anggota TP PKK provinsi Kalimantan Tengah, serta kepala Dharma Wanita Departemen Budaya dan Pariwisata provinsi tersebut, disertai juga oleh pemilik bisnis kuliner dan warga biasa yang berasal dari Kalimantan Tengah.
Di samping itu, para peserta memiliki kesempatan bebas untuk mengekspresikan kreativitas mereka saat memasak asalkan tetap sesuai dengan pedoman lomba yang sudah ditetapkan secara bersamaserta disetujui.
Agar acara berjalan lancar, dipilihlah tiga juri profesional dari masing-masing bidang untuk menilai sajian hidangan yang dibuat oleh para kontestan. Tiga orang juri itu adalah Tri Rasniati, Suhanen Hasbulla, serta Eliasi Janita.
FBIM 2025 berhasil menunjukkan kekayaan budaya Kalimantan Tengah, terutama pada aspek masakan lokal. Di masa mendatang, harapannya adalah muncul lebih banyak kreasi baru, sambil memperkokoh posisi Kalteng sebagai tujuan wisata berbasis budaya dan kuliner yang superior.
Sementara itu, Nur Aina, perwakilan tim Kotawaringin Timur cabang lomba Panginan Sukup Simpang yang telah meraih juara satu. Ia menjelaskan bahwa ia bersama tim membuat suatu inovasi yang barupa sayur asam yang di olah dari bahan buah ketapang. Ia merasa itu menjadi penilaian lebih untuk juri.
"Mungkin hal tersebut memberikan nilai tambah bagi para juri karena dianggap sebagai inovasi terbaru," katanya.
Dia yakin bahwa di perayaan Festival Budaya Isen Mulang kategori lomba Panginan Sukup Simpang mendatang, mereka akan menghadirkan inovasi terkini yang tentunya tidak sama seperti tahun-tahun sebelumnya. (*)
Komentar
Posting Komentar