Share 2 Care – Penting diketahui oleh calon ibu! Berikut beberapa risiko kesehatan serta manfaat hamil pada usia 40 tahun. Persalinan saat melampaui usia 40 tahun dapat menambah resiko untuk kesehatan sang ibu maupun janinnya. Wanita yang sedang hamil dan berumur di atas 40 tahun memiliki peluang lebih besar terkena diabetes gestasional, preeklampsia (penyakit tekanan darah tinggi ketika hamil) dan juga keguguran.
Bayi juga dapat memiliki risiko terhadap bobot lahir yang tinggi, gangguan genetik, serta kelahiran prematur. Lantas, apakah kehamilan pada usia 40 tahun merupakan jenis kehamilan dengan resiko tinggi?
Iya, umur 40 tahun dipandang sebagai tahap kehamilan yang memiliki resiko tinggi. Studi telah membuktikan bahwa tindakan perawatan sebelum kelahiran bisa meminimalkan beberapa ancaman tersebut.
Kemungkinan Kehamilan pada Perempuan Berusia 40 Tahun
Studi mengungkapkan bahwa kemungkinan untuk bisa hamil berkurang sebesar 44% di usia 40 tahun, dibandingkan dengan angka 85% saat seseorang masih berusia 30 tahun.
Terdapat beberapa alternatif fertilitas yang dapat dipilih saat ingin membuka atau menambah jumlah anggota keluarga ketika menghadapi kesulitan dalam pembuahan secara natural atau adanya masalah tidak subur sehubungan dengan usia, antara lain:
- Obat peningkat kesuburan yang bisa mendukung induksi ovulasi (seperti misalnya, klomifen).
- Fertilisasi in vitro (IVF) menggunakan embrio beku atau sel telur donor (sel telur dari orang lain)
- Inseminasi intrauterin (IUI), yang juga dikenal sebagai inseminasi buatan
- Surrogacy, atau kehamilan yang dilakukan oleh pihak ketiga
Kemungkinan berhasil dari teknik seperti IVF mengalami penurunan sejalan dengan pertambahan umur individu. Untuk mereka yang berumur antara 41-42 tahun, harapan kesempatan mencapai hasil kelahiran penuh dengan menggunakan IVF adalah sekitar 12%.
Orang-orang dengan usia 43-44 tahun mempunyai kesempatan sebesar lima persen. Memakai sel telur sumbangan dari penyumbang yang lebih muda bisa menambah probabilitas sukses dalam satu siklus IVF menjadi mencapai 51 persen.
Kemungkinan Mengandung pada Umur 40 Tahun
Wanita hamil di atas usia 40 tahun menghadapi risiko komplikasi selama kehamilan serta proses bersalin yang lebih besar, meliputi:
1. Operasi Caesar
Ibu hamil di atas usia 40 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk memerlukan prosedur operasi Caesar dibandingkan dengan wanita pada umumnya.
Operasi Caesar biasanya membutuhkan masa penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan kelahiran secara alami.
Walau cukup langka, prosedur bedah sesar bisa menambah resiko pendarahan, trombosis, serta infeksi.
Wanita di atas usia 40 tahun umumnya sulit untuk hamil dengan cara alami, oleh karena itu banyak yang memilih metode IVF agar bisa memiliki anak. Proses IVF ini kadang menyebabkan kehamilan kembar.
Kemungkinan terjadinya risiko dalam prosedur bedah Caesar menjadi jauh lebih tinggi bagi individu di atas usia 43 tahun yang menjalani pengobatan kesuburan intravital fertilization (IVF) serta membawa kehamilan ganda.
Banyak bayi yang telah lahir di masa lalu bisa mengubah tingkat resikonya. Para ibu atau ayah yang berusia lanjut dan memiliki riwayat kelahiran sebelumnya cenderung lebih rentan terhadap keperluan tindakan bedah Caesar dibandingkan mereka yang lebih muda tanpa pengalaman tersebut.
Orang dengan anak sulung yang lahir saat berusia di atas 40 tahun cenderung lebih banyak melakukan prosedur bedah Caesar dibandingkan mereka yang telah memiliki pengalaman keibuan sebelumnya.
2. Kelainan Genetik
Dengan berjalannya waktu, sel telur cenderung menjadi lebih mudah mengalami gangguan pada kromosom.
Sebagai contoh, bayi yang dilahirkan oleh pasangan dengan usia di atas 40 tahun cenderung memiliki risiko lebih besar terhadap sindrom Down (trisomi 21).
Sindrom Down merupakan kelainan genetik yang paling umum pada orang tua yang lebih tua. Peluang memiliki anak dengan sindrom Down adalah 1 berbanding 1.480 di usia 20-an.
Peluang tersebut bertambah menjadi 1 banding 85 di usia 40 tahun dan naik menjadi 1 banding 35 saat mencapai usia lebih dari 45 tahun.
3. Diabetes Gestasional serta Preeklampsia
Kehamilan di atas usia 40 tahun dapat memperbesar kemungkinan terjadinya masalah kesehatan semacam diabetes gestasional atau preeklampsia. Diabetes gestasional membuat kadar glukosa dalam darah naik saat sedang hamil.
Sebuah studi pada tahun 2016 menemukan, bahwa 8,5 persen ibu hamil yang berusia lebih dari 40 tahun mengalami diabetes gestasional, dua kali lipat risiko pada ibu yang berusia di bawah 35 tahun.
Orang dengan diabetes gestasional lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan lahir tinggi melalui operasi caesar dan memiliki tekanan darah tinggi.
Diabetes gestasional serta hipertensi atau tekanan darah tinggi turut menambah risiko terjadinya preeklampsia, kondisi dimana seseorang menderita tekanan darah tinggi berlebih yang bisa memicu masalah serius pada keduanya si ibu maupun sang bayi.
4. Keguguran
Sejumlah bukti mengindikasikan bahwa risiko terjadinya keguguran berkisar antara 53% di kalangan wanita berusia 40 tahunan, sementara itu hanya sebesar 10% bagi mereka yang masih dalam rentang umur 20 tahunan.
Kehamilan berakhir dengan gugur pada tahap awal yang terjadi sebelum minggu ke-20. Wanita hamil bisa merasakan kram serta perdarahan ringan.
Kehilangan kehamilan cukup sering terjadi, dan banyak individu merasakannya tanpa menyadari diri sedang mengandung bayi.
Kehilangan kehamilan bisa sangat mengejutkan dan menyebabkan dampak pada aspek emosi, mental, serta fisik.
5. Kelahiran Prematur
Wanita hamil di atas usia 40 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan secara prematur dibandingkan dengan wanita lainnya.
Terapi medis saat ini sudah mampu mendukung kelangsungan hidup bayi premature yang kemudian dapat tumbuh dengan sehat. Bayi yang dilahirkan dalam keadaan premature menghadapi potensi gangguan kesehatan yang lebih besar, di antaranya:
- Gangguan pernafasan dan pencernaan
- Sindrom cerebral palsy (CP) adalah satu kelompok kondisi terkait keseimbangan dan pergerakan yang tidak stabil
- Keterlambatan perkembangan
- Masalah pendengaran
- Masalah penglihatan
Studi mengungkapkan bahwa orangtua yang lebih senior mempunyai risiko 17,4% dalam hal kelahiran bayi dengan gangguan pertumbuhan intrauterin serta kemungkinan 15,4% terkait peninggian bobot lahir di atas sembilan pound atau kurang lebih empat kilogram.
Kenaikan hambatan perkembangan bayi dalam kandungan dapat memperbesar kemungkinan munculnya gangguan pada sistem pernafasan dan pengelihatan, selain itu juga bisa membuat bayi lebih rentan terhadap berbagai jenis infeksi.
Bobot lahir yang melebihi batas normal bisa menimbulkan proses persalinan yang kompleks, berpotensi memicu cidera atau trauma bagi ibu maupun bayi.
Bayi dengan ukuran yang cukup besar memiliki peluang lebih tinggi lahir melalui proses bedah Caesar. Sebaiknya berkonsultasilah dengan profesional medis sebelum merencanakan kehamilan guna mengevaluasi fertilitas serta mengidentifikasi potensi risiko kesehatan.
Manfaat Melahirkan pada Umur 40 Tahun
Bisa jadi sulit untuk mengelola risiko kehamilan saat berusia 40 tahunan, namun ada sejumlah manfaatnya.
Melahirkan seorang bayi pada usia 40 tahun atau lebih bisa memberikan dampak positif terhadap stabilisasi pekerjaan dan kondisi finansial. Beberapa manfaat tambahan dari kehamilan di atas usia 40 untuk kedua belah pihak, yaitu sang ibu dan buah hatinya meliputi:
- Kemampuan kognitif yang meningkat pada perempuan lanjut usia
- Usia yang bertambah lama
- Peluang anak-anak untuk menghadapi tantangan dalam berinteraksi sosial cenderung lebih rendah
- Lebih mungkin memiliki kondisi keuangan yang stabil untuk mendidik anak-anak
- Peluang anak-anak sukses di bidang pendidikan semakin tinggi
Studi menyatakan bahwa kemungkinan untuk memiliki kehamilan pada usia 42 tahun dengan cara natural bisa ditingkatkan apabila perempuan tersebut memakan makanan yang padat gizi, terutama jenis-jenis pangan berserat tinggi.
Di sisi lain, konsumsi gula tambahan, karbohidrat olahan, serta lemak trans dalam jumlah besar bisa mengurangi fertilitas. ***
Komentar
Posting Komentar