
Share 2 Care - Kontroversi terkait klaim BPJS Kesehatan turut dialami oleh warga Surabaya. Salah satu masalah yang sering muncul adalah kasus Demam Berdarah Dengue. Hal ini membuat individu seperti Mochamad Soleh merasa kesal karena proses layanan kesehatannya cukup rumit saat menggunakan program BPJS Kesehatan.
"Istriku telah menderita demam selama empat hari, dan pada saat itu secara tidak sengaja terdapat posga (posyandu keluarga, red) di Balai RW sehingga dia diperiksa," kata Soleh. Istrinya, Suprapti, dicurigai sedang mengalami Demam Berdarah Dengue. Soleh diminta oleh petugas untuk membawa istrinya ke Puskesmas untuk pemeriksaan darah. Hasil tes menunjukkan bahwa tingkat trombosit sudah mencapai 132.000 per mikro liter darah.
Soleh menceritakan bahwa dokter dari Puskesmas langsung merekomendasikan agar Suprapti dibawa ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit. "Dokter tersebut berkata tidak perlu rujukan, cukup tunjukkan hasil tes darah ini dan dia akan dirawat," jelas laki-laki yang bertempat tinggal di Surabaya Timur itu.
Tetapi hasil akhirnya tidak sesuai dengan harapan. Ketika sampai di rumah sakit swasta, status kesehatan si istrinya dinilai masih belum baik. emergency "Sebenarnya keadaan istriku sudah sangat lesu, pegal dan kram," jelasnya.
Soleh mengulangi lagi bagaimana situasi keadaan darurat tersebut karena Suprapti telah lima hari menderita demam tinggi. "Dia berkata bahwa jika orang tersebut sudah tidak sadar maka itu termasuk kondisi darurat, atau ada faktor penambah lain," jelasnya. Jika ingin membawa pasien ke rumah sakit secara paksa, Soleh harus menggunakan uang pribadinya. Tidak dapat dilakukan melalui BPJS Kesehatan.
Kemudian, Soleh diinstruksikan untuk mengantarkan Suprapti kembali ke puskesmas. "Dia bilang jika kondisinya seperti ini saja, seharusnya dokter di puskesmas mampu menanganinya," tuturnya. Benar-benar setelah itu, pihak puskesmas bersedia merawat sampai hari sebelumnya. Tetapi, Soleh merasa kecewa lantaran ia harus berulang kali memboyong istrinya yang sedang sakit.
“Sekarang BPJS sudah berbeda dari sebelumnya,” ujar Soleh. Pada beberapa tahun silam, Soleh sempat mengalami penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kadar trombosit di tubuhnya saat itu turun menjadi sekitar 130.000 sel per mikro liter darah. Namun, tidak ada kendala dalam proses rujukan. Sesampai di Instalasi Gawat Darurat (IGD), Soleh langsung ditahan untuk rawat inap.
Dia meratifikasi kompleksitas proses BPJS Kesehatan yang kian sulit dikendalikan dewasa ini. "Syukurnya, petugas puskesmas masih bersedia dan proaktif dalam memberi layanan, namun kita tetap perlu berkali-kali datangi puskesmas untuk melakukan pengontrolan," tambahnya. Apabila diperbolehkan rawat inap di rumah sakit, sang istri akan dapat beristirahat dengan lebih baik lagi. Menurut Soleh, sebenarnya ada banyak keluhan serupa terdengar. Dia menegaskan bahwa ia pun telah membacakan komentar-komentar lain yang sama demikian adanya. (Dya)
Komentar
Posting Komentar