Share 2 Care, MEKKAH – Tim Kesehatan dari Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah bersiap untuk menyediakan layanan optimal kepada para jemaah haji asal Indonesia yang berada di Tanah Suci.
Kepala Bidang Kesehatan dari PPIH Arab Saudi, dr Mohammad Imran MKM, menyatakan bahwa mereka telah mempersiapkan sebanyak 90 ton obat untuk mengurus kesehatan para jemaah.
Ini dikatakan oleh Imran ketika dia bertemu dengan awak media di Daker Mekkah pada hari Senin, 19 Mei 2025.
Persiapan obat untuk para jamaah sudah dilakukan sebelum tiba nya rombongan pertama di Madinah. Menurut dokter Imran, persediaan obat tersebut telah dikirim ke Arab Saudi mulai tanggal 30 April 2025 yang lalu.
Mayoritas obat itu terdiri atas larutan untuk mengatasi dehidrasi.
Obat dehidrasi yang paling sering digunakan adalah oralit. Obat ini terdiri dari campuran air, gula, serta garam yang bertujuan untuk mengisi kembali cairan dan elektrolit yang berkurang karena dehidrasi.
"Dehidrasi tetap menjadi permasalahan utama bagi para jemaah haji," ujar dr Imran.
Layanan kesehatan terdapat di tiga area yaitu Makkah, Madinah, serta Bandara Jeddah.
Di Madinah dan Mekkah setiap tempat memiliki satu klinik khusus untuk haji. Layanan medis di Madinah dimulai sebelum keberangkatan jamaah tiba.
Di Bandara Jeddah terdapat pusat kesehatan serta area isolasi tersendiri. Menurutnya, "Area isolasinya di Jeddah ini disewa oleh kita setiap tahun."
Area ini ditugaskan bagi jamaah yang memiliki gangguan kesehatan ringan dan sedang menantikan keberangkatannya menuju Mekkah. Apabila terdapat situasi mendesak yang memerlukan perawatan lebih lanjut, pasien akan segera diarahkan ke klinik bandara.
Pada tahun ini telah dikeluarkan aturan terbaru oleh Arab Saudi mengenai fasilitas kesehatan untuk ibadah haji. Tiap negara diwajibkan berkolaborasi dengan perusahaan pelayanan medis yang berlokasi di Arab Saudi.
Indonesia berkolaborasi dengan Abeer Group serta rumah sakit di Makkah, Arab Saudi.
Di Makkah, RS rujukan utama adalah Saudi National Hospital dan RS Al Ahli. Di Madinah, Indonesia bekerja sama dengan RS Al Hayat.
Semua referensi kesehatan jemaah dikelola dengan baik oleh Rumah Sakit Mitra. Ruma Sakit Nasional Arab Saudi menjadi tempat yang menerima seluruh rujukan jemaah Indonesia di Mekkah.
Di samping itu, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) telah ditingkatkan dengan kehadiran staf medis yang berkompeten. Ada sebanyak 28 dokter spesialis, 6 dokter umum, serta 62 perawat.
Dia menyebutkan bahwa tiap rombongan didampingi oleh dua tenaga medis, yaitu seorang dokter dan perawat. Selain itu, dokter spesialis juga mengunjungi para jamaah yang menginap di beberapa hotel.
KKHI Makkah menjadi fokus utama menjelang puncak ibadah haji bagi tim Armuza. Pada saat ini, Tim Kesehatan sedang mengidentifikasi area-area penting untuk layanan medis.
Pelayanan kesehatan haji mendahulukan kunjungan dokter spesialis ke setiap kloter.
"Kami memastikan fasilitas kesehatan berjalan dengan baik, terutama mendekati bulan Ramadhan," tutup Imran.
Berdasarkan data yang dikelola oleh Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama Republik Indonesia, sampai pukul 19:00 WIB pada hari Senin tanggal 19 Mei, tercatat sebanyak 117.600 jemaah haji telah tiba di tanah suci.
Angka tersebut mengindikasikan bahwa 57% dari keseluruhan jemaah haji reguler sebesar 203.320 orang adalah warga negara Indonesia. Lebih detailnya lagi, terdapat 71.947 jemaah haji asal Indonesia yang telah sampai di kota suci Mekkah.
Total 60.222 jamaah datang dari Kota Madinah. Sisanya 11.727 jamaah haji Gelombang 2 yang berasal dari kedatangan Kota Jeddah.
Kuota total untuk musim haji di Indonesia pada tahun ini mencapai 221.000 jamaah. Angka tersebut termasuk 203.320 tempat bagi jamaah reguler serta 17.680 tempat khusus untuk jamaah haji.
(*/Media Centre Haji/Mansur Amirullah)
Komentar
Posting Komentar