
Share 2 Care , JEDDAH — Jemaah haji berisiko tinggi serta lansia cenderung mengalami pelemahan pada keadaan kesehatannya, terlebih saat tiba di tanah suci setelah turun dari pesawat. Banyak kasus dimana para penumpang langsung memerlukan perawatan medis seusai pendaratan. medis .
Aulianto, pekerja pusat kesehatan Indonesia di Bandara King Abdulaziz Jeddah, Arab Saudi, menyebut bahwa banyak jemaah haji lanjang usia dengan keadaan fisik prima sebelum terbang.
Meskipun begitu, saat berada di pesawat, sebagian besar dari mereka ragu-ragu untuk makan dan minum, baik itu karena merasa kurang suka dengan pilihan hidangan yang tersedia atau ingin menghindari pergi ke kamar mandi terlalu sering.
Minum sedikit menyebabkan jamaah lanjut usia tersebut mengalami dehidrasi, sehingga keadaan kesehatan mereka berisiko sangat buruk ketika tiba di tempat tujuan, dan hal paling serius dari ini adalah meningkatnya ancaman kematian.
"Harapan saya adalah semua anggota rombongan peserta perjalanan udara sekitar 10 jam tersebut dapat terpantau dengan baik. Siapa saja jemaah yang mungkin membutuhkan pengawasan lebih? Apakah sudah ada pendamping mereka?" ujar Aulianto saat ditemui di Bandara Jeddah pada hari Senin, tanggal 19 Mei 2025.
Baru-baru ini, dicatat bahwa seseorang dari antara para jamaah haji yang akan berangkat telah dinyatakan meninggal setelah tiba di Bandara Jeddah. Jamaah bernama Kusnandar Endi Adimiharja termasuk dalam rombongan penerbangan ke-40 asal embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG-40). Sejauh ini, penyebab kematian jamaah calon haji tersebut belum diketahui.
Selama Aulianto menceritakan hari ini, dia mengantarkan salah satu jemaah lanjut usia dari Embarkasi Solo (SOC) ke rumah sakit di Jeddah. Yang menjadi sorotan negatif dalam hal ini adalah bahwa sang jemaah tua itu pergi tanpa didampingi oleh siapa pun.
"Bagi para orang tua yang telah berumur lanjut, perlu diawasi oleh seseorang. Paling tidak dari dalam keluarga sendiri, atau jika memang tidak memiliki kerabat, maka tetangga terdekat bisa membantu," tambahnya.
Aulianto menggarisbawahi kebutuhan konsumsi cairan yang adekuat bagi jemaah saat dalam perjalanan. Mengingat bahwa penerbangan sekitar 10 jam ini akan dilewati oleh para calon haji pada suhu udara yang relatif rendah.
Dehidrasi, ditambah dengan faktor risiko penyerta lainnya pada jemaah, menyebabkan cepatnya bakteri masuk, sehingga kerentanannya bertambah tinggi.
"Kami takutkan dalam kondisi seperti ini adalah heatstroke. Heatstroke adalah kondisi di mana suhu tubuh kita tinggi, kita kekurangan cairan, kemudian naik suhu tubuh kita dengan udara environment yang kayak begini panas," paparnya.
Komentar
Posting Komentar