
Share 2 Care , Jakarta - Testosteron Dikenal sebagai hormon seks pada pria, tetapi wanita juga menghasilkannya dalam kadar rendah di ovarium dan kelenjar adrenal. Pada tubuh wanita, testosteron memiliki peranan vital untuk merawat kesehatan tulang, melancarkan fungsi ovarium, serta mendorong hasrat seksual.
Namun, ketika kadar hormon Ini terlalu tinggi; situasi yang disebut hiperandrogenisme dapat menyebabkan beragam persoalan kesehatan. Dari mulai modifikasi tubuh sampai ketidaksuburan, kelebihan hormon testosteron pada wanita harus diidentifikasi sedini mungkin supaya bisa langsung dirawat.
Gejala Kelebihan Testosteron
Tanda-tanda terlalu banyak testosteron di kalangan perempuan bisa berkembang pelahan-pelahan dan biasanya berdampak pada tampilan fizikal serta sistem perkawinan mereka. Hal ini dikutip dari Healthline Salah satu gejala paling sering terlihat adalah hirsutisme, yakni pertumbuhan bulu halus berwarna coklat tua atau hitam di wajah, dada, punggung, atau bagian tubuh lainnya tempat biasanya tak ada bulu lebat pada wanita.
Di samping itu, banyak pasien menderita jerawat serius serta memiliki kulit yang berminyak disebabkan oleh kenaikan produksi sebum. Sebagian wanita juga menghadapi kerontokan rambut mirip dengan pola botak yang umumnya dialami laki-laki, yaitu ditandai dengan hilangnya helai-helai rambut di area tengah kepala.
Beberapa gejalanya meliputi pertambahan ukuran klitoris, nada suara yang semakin dalam, meningkatnya massa otot, serta penyusutan ukuran payudara. Dari segi hormon, kelebihan kadar testosteron bisa mempengaruhi pola menstruasi dengan cara menjadikannya tidak menentu atau malah berhenti sepenuhnya.
Banyak juga yang merasakan penurunan hasrat seksual bersamaan dengan pergantian mood, misalnya jadi lebih cepat tersulut emosi, gelisah, hingga depresi. Ciri-ciri tersebut bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari secara umum dan kerapkali menjadi penyebab utama para wanita untuk menuntut bantuan medis.
Penyebab Kelebihan Testosteron
Alasan terbesar untuk peningkatan kadar testosteron pada perempuan biasanya disebabkan oleh masalah hormon atau suatu penyakit. Kondisi yang sering kali muncul ialah sindrom ovarium polikistik (PCOS).
PCOS terjadi ketika ovarium memproduksi androgen, termasuk testosteron, dalam jumlah berlebih. Kondisi ini mengakibatkan ketidakteraturan menstruasi, jerawat, pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan, hingga kesulitan untuk hamil.
Selain PCOS, kelainan bawaan seperti congenital adrenal hyperplasia (CAH) juga menjadi penyebab utama. Pada penderita CAH, kelenjar adrenal memproduksi hormon androgen dalam jumlah berlebihan akibat kekurangan enzim tertentu yang dibutuhkan untuk regulasi hormon. Gejala pada wanita dengan CAH bisa mencakup munculnya rambut pubis sejak usia dini, jerawat berat, serta pembesaran klitoris.
Selain itu, pertumbuhan abnormal di kelenjar adrenal atau ovarium mampu menginduksi pelepasan testosteron berlebih. Penggunaan steroid anabolik tanpa izin, seringkali dipilih untuk pembentukan massa otot, pun bisa mencetus peningkatan tingkat testosteron pada perempuan.
Dampak Kelebihan Testosteron
Efek berlebihnya hormon testosteron pada perempuan tak cuma terbatas pada tanda-tanda fisik, namun juga melibatkan masalah kesehatan kronis yang cukup parah.
Dilansir dari Verywell Health Salah satu efek yang sangat terlihat adalah ketidaksuburan. Apabila konsentrasi testosteron berlebihan, dapat mengacaukan atau mencegah sepenuhnya proses ovulasi, sehingga membuat pembuahan menjadi lebih sulit untuk terjadi.
Selain itu, wanita dengan kadar androgen tinggi cenderung mengalami resistensi insulin yang berujung pada diabetes tipe 2. Risiko obesitas, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung juga meningkat seiring ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
Secara jangka panjang, kelebihan testosteron bisa berdampak pada kesejahteraan psikologis seseorang, mengurangi tingkat depresi dan cemasnya serta menyebabkan isolasi sosial karena modifikasi fisik. Oleh sebab itu, mendeteksi penyakit ini lebih awal beserta dengan pemberian pengobatan yang sesuai amatlah bermanfaat.
Pengobatan umumnya dilaksanakan dengan menggunakan campuran metode farmakologi sebagaimana kontrasepsi oral atau spironolakton, serta perubahan gaya hidup mencakup diet sehat dan olahraga teratur untuk membantu menstabilkan hormon secara alami.
Komentar
Posting Komentar