RUBLIK DEPOK - Kopi sudah menjadi minuman pilihan bagi jutaan manusia di berbagai belahan bumi ini. Di luar fungsinya sebagai pengusir rasa lelah saat subuh tiba, kopi seringkali dipilih untuk mendampingi waktu santai siang maupun malam. Penyelidikan ilmiah pun mencatat adanya keuntungan dari segi medis dengan rutinitas ngopi tersebut; misalnya saja meredakan peluang terkena penyakit pada organ reproduksi kaum adam, melindungi jantung agar tidak cepat rusak, serta membantu menjaga kemampuan telinga dalam bekerja optimal. Akan tetapi, walaupun ada begitu banyak dampak positifnya, kafein tak sepenuhnya ramah bagi setiap individu tanpa pandang bulu. Terdapat beberapa golongan spesifik yang disarankan untuk lebih bijaksana dalam asuhan pemakaian kopi atau bahkan benar-benar meninggalkannya demi kesegaraan diri mereka sendiri.
12 Grup Orang yang Sebaiknya Menghindari Kafein
1. Seseorang yang menderita Sindrom Irritasi Usus Besar (IBS)
Orang yang mengidap IBS sangat disarankan untuk mengurangi asupan kopi lantaran kafein bisa memperburuk gejala seperti diare serta meningkatnya jumlah kali BAB. Kafein mampu memacu kerja usus, sehingga berpotensi menyebabkan rasa tidak nyaman bagi mereka dengan kondisi tersebut.
2. Penderita Glaukoma
Glaukoma terjadi akibat peningkatan tekanan di bagian dalam mata yang bisa merusak saraf optik. Mengonsumsi kopi yang memiliki kafein bisa menaikkan tekanan intraokuler dan membuat keadaan tersebut menjadi lebih buruk. Sebabnya, pasien dengan glaukoma dianjurkan agar tidak minum kopi guna mencegah dampak negatif pada penglihatannya.
3. Seseorang yang Mengalami Overaktif Bladder
Kafein berdampak diuretik sehingga dapat menambah jumlah kali buang air kecil. Untuk individu dengan kandung kemih overaktif, mengonsumsi kopi mungkin menyebabkan rasa tidak nyaman serta dorongan kuat untuk lebih sering buang air kecil, ini menjadi masalah terlebih saat sedang dalam perjalanan.
4. Penderita Penyakit Jantung
Kopi bisa menaikkan tekanan darah serta detak jantung secara singkat. Walaupun dampak dalam waktu lama sedang ditelaah lebih lanjut, orang yang memiliki kondisi jantung harus berbicara dengan dokter terlebih dahulu sebelum meminum kopi agar tidak mengalami peningkatan tekanan darah atau gangguan kardiovaskular lainnya.
5. Ibu Hamil
Pengonsumsian kafein saat hamil harus dijaga agar tidak melewati batas maksimum dua cangkir kopi setiap harinya. Mengkonsumsi terlalu banyak kafein bisa menaikkan peluang keguguran, kelahiran dini, serta bobot bayi yang kurang ketika dilahirkan. Walaupun pandangan tentang ambang keamanannya bervariasi, berkonsultasilah dengan dokter untuk keselamatan Anda sebagai ibu hamil.
6. Ibu Menyusui
Caffeine yang diminum oleh seorang ibu menyusui bisa terpindah ke dalam ASI dan memberikan dampak pada si bayi. Selain itu, caffeine juga memiliki potensi untuk menimbulkan kondisi dehidrasi. Sehubungan dengan hal tersebut, dianjurkan bagi para ibu menyusui untuk mengendalikan asupan mereka akan kopi sehingga bayinya tak mengalamai masalah seperti sulit tidur ataupun mudah menjadi rewel.
7. Seseorang yang Mengalami Masalah pada Tidurnya
Kafein merupakan sebuah penggerak yang bisa mengacaukan pola istirahat Anda dan memicu gangguan sulit tidur. Meminum kopi pada waktu menjelang petang atau malam amat tidak disarankan karena berpotensi menurunkan mutu tidurnya. Sebaiknya hindari konsumsi kafein setidaknya 6 jam sebelum pergi tidur supaya terjaga kenyamanannya saat tertidur.
8. Seseorang yang mengidap Gangguan Kecemasan atau Serangan Panic Attack
Kafein bisa memperparah tanda-tanda dari kondisi gelisah dan mendorong terjadinya serangan ketakutan mendadak. Seseorang dengan masalah kegelisahan disarankan untuk tidak mengonsumsi atau hanya sedikit minum kopi karena bahan aktif tersebut dapat membuat denyut jantung menjadi lebih cepat serta semakin menyulitkan perasaan cemas mereka.
9. Penderita Diare
Kafein menambah aktifitas pada organ pencernaan dan mampu mempercepat kegiatan buang air besar. Karena alasan ini, orang yang sedang mengalami diare dianjurkan untuk menjauhi kopi berkafein supaya tidak menyulitkan situasi mereka lebih jauh lagi. Sedangkan kopi bebas kafein bisa dipertimbangkan sebagai opsi lainnya; walaupun begitu, minuman hangat secara keseluruhan masih memiliki potensi untuk memacu gerakan usus.
10. Penderita Epilepsi
Minum banyak kopi bisa memperbanyak serangan kejang bagi orang yang menderita epilepsi. Walaupun perlu studi tambahan, disarankan untuk bertanya kepada dokter terlebih dahulu jika ingin minum kopi atau makanan dan minuman berkafein lainnya.
11. Anak-Anak Berusia Dibawah 12 Tahun
Kafein mampu menyebabkan dampak negatif yang signifikan terhadap anak-anak misalnya dengan mempercepat denyut jantung mereka, menimbulkan rasa cemas, kesulitan untuk fokus, serta masalah dalam proses pencernaan. Tambahan pula, tingginya kadar asam di dalam kopi berpotensi mengikis email gigi si Kecil dan juga membahayakan struktur gigi tersebut secara lebih luas.
12. Orang dengan penyakit GERD (Penyakit Refluks Gastroesofageal)
Kafein dapat melonggarkan sfingter esofagus bagian bawah sehingga asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan sensasi terbakar (heartburn). Penderita GERD disarankan menghindari kopi agar tidak memperparah gejala refluks asam.
Efek Samping Lain dan Alternatif Minuman
Selain kelompok-kelompok di atas, konsumsi kopi berlebihan pada orang sehat juga bisa menyebabkan efek samping seperti kegelisahan, gangguan pencernaan, jantung berdebar, dan dehidrasi. Sebagai alternatif, minuman seperti teh herbal, air putih hangat dengan lemon, atau minuman non-kafein lain bisa menjadi pilihan yang lebih sehat terutama untuk mereka yang sensitif terhadap kafein.
Bagi yang tetap ingin menikmati kopi, sebaiknya batasi konsumsi harian tidak lebih dari 2-3 cangkir dan hindari konsumsi menjelang tidur. Selalu perhatikan reaksi tubuh dan konsultasikan dengan dokter apabila memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Kesimpulan
Kopi memang memiliki banyak manfaat, namun tidak semua orang cocok mengonsumsinya. Mengetahui kondisi tubuh dan risiko yang ada sangat penting sebelum memutuskan untuk rutin minum kopi. Bagi kelompok orang yang disarankan menghindari kopi, mengganti dengan minuman lain yang lebih aman dapat membantu menjaga kesehatan dan kenyamanan sehari-hari. Konsultasi dengan tenaga medis tetap menjadi langkah utama untuk menentukan pola konsumsi kopi yang tepat bagi masing-masing individu.
Komentar
Posting Komentar