Langsung ke konten utama

5 Kebiasaan yang Perlu Diubah untuk Tidak Memanjakan Anak

Siapa sih orang tua yang tidak mengharapkan kebahagiaan bagi anaknya? Pasti semua orang tua berkeinginan untuk menyaksikan buah hatinya hidup dengan penuh kegembiraan. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa tanggung jawab para orang tua tak sekadar mencintai dan merawat anak-anak mereka saja, tapi juga harus mendidik serta menegaskannya tentang disiplin.

Dikutip The Bump, seorang terapis keluarga dan juga seorang penulis The Self-Aware Parent Fran Walfish menyebutkan bahwa banyak orang tua mengharapkan cinta dan penghargaan dari anak-anak mereka. Akibatnya, beberapa di antaranya dengan senang hati memenuhi segala keinginan si buah hati. Padahal meskipun tampak positif, gaya mendidik seperti itu justru bisa membentuk sifat kesulitan bersabar atau bergantung pada anak-anak tersebut.

"Anak yang dimanjakan menjadi suatu tantangan tak hanya bagi para orang tua tetapi juga berdampak pada kemudian hari. Ketika semakin dewasa, perilaku kurang menghormati serta sulit patuh terhadap peraturan bisa menciptakan pertentangan di waktu mendatang. Tambahan pula, hal ini pun membuat si anak merasakan kesulitan saat ingin membina hubungan persahabatan yang substantif dalam lingkaran sosial," tambahnya.

Beberapa perilaku sebaiknya tidak dilakukan. orangtua Jika tidak mau membiasakan anak atau menghindari pertumbuhan mereka menjadi individu yang terlalu dimanja. Ayo, baca lebih lanjut!

1. Jauhi membenarkan kekeliruan anak

Banyak orang tua yang cenderung membenarkan kesalahan anak-anak mereka. Akan tetapi, penting untuk dipahami bahwa sikap seperti itu sebetulnya kurang disarankan. Meskipun Anda begitu sayang pada anak, sebagai orang tua, sudah selayaknya Anda bersikap tegas, adil, serta bertanggung jawab tanpa membela segala bentuk kesalahan si buah hati, terlepas dari alasan apapun tersebut.

"Sebagian besar orang tua merasa bahwa anak mereka sering melakukan kesalahan dan hal tersebut merupakan sesuatu yang normal. Pepatah 'itu namanya masih kanak-kanak' kerapkali digunakan sebagai alasan atau penutup atas kesalahan yang dilakukan oleh si anak. Namun, ternyata perilaku seperti ini dapat mendorong timbulnya sifat kemauan sendiri dalam diri sang anak," kata Matt Lundquist, seorang psikiater dari kota New York, demikian disampaikan. Huffpost .

Walaupun Anda sadar bahwa anak-anak sering kali membuat kesalahan dalam tahap pembelajaran mereka, tetapi sangatlah perlu untuk mendidik mereka tentang tanggung jawab. Ajarkan kepada mereka bahwasanya semua tindakan tentunya memiliki akibatnya masing-masing.

2. Jangan minta maaf seolah-olah Anda adalah anak tersebut

Di luar menjauhi pembelaan kesalahan anak, orang tua sebaiknya jangan selalu minta maaf untuk mereka. Meskipun beberapa kali mungkin dianggap wajar, apabila kebiasaan itu berlanjut dengan frekuensi tinggi, yakinlah bahwa hal tersebut bisa menciptakan generasi yang rewel dan bergantung pada orang lain.

Menurut Lundquist, semakin bertambah umur si anak, mesti diberi pengajaran mengenai bagaimana caranya menjadi bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan mereka. Meskipun demikian, saat berada dalam situasi tertentu, hal ini juga perlu diingat. bad mood, Marah ataupun kecewa sekali pun, tanggung jawab tetap harus dijalankan.

"Sebaunya, orang tua harus menghindari pencarian alasan hanya untuk membela perilaku anak yang negatif atau minta maaf atas nama mereka. Juga jangan paksa anak agar menyampaikan permohonan maaf tersebut. Sebalikanya, cobalah diskusi bersama-sama dengan memberitahu anak tentang dampak merugikan dari tindakan mereka kepada orang lain. Hal ini dapat membuat anak lebih memahami kesalahan mereka sendiri dan termotivasi untuk menunjukkan penyesalan yang otentik," ungkap Lundquist.

3. Tidak berhasil membatasi dengan jelas kepada anak

Mendirikan garis pembatas yang tegas amatlah krusial untuk menjaga tiap-tiap hubungan tetap damai. Sama halnya dengan ikatan keluarga, para orang tua yang arif pasti tak segan-segan mengimplementasikan aturan yang jelas bagi buah hatinya guna kemajuan bersama.

Saat merasa letih, beberapa orang tua cenderung menyerah dan langsung memenuhi permintaan apapun dari anak mereka. Meskipun terlihat lebih sederhana dibanding harus berurusan dengan kemarahan serta tantrum si kecil yang susah dikendalikan, tindakan tersebut tak disadari dapat menjadikan anak makin bandel dan rewel dalam mendapatkan perawatan atau pendidikan.

"Sebenarnya lebih gampang untuk mentertibkan tingkah laku negatif daripada harus menghadapi reaksi anak yang melampaui batas. Orang tua sering merasa tertekan saat menjalani situasi tantrum anak hingga akhirnya mereka memilih mundur. Akan tetapi, efek samping negatif yang timbul pada si kecil bisa bertahan selama hidupnya," ungkap Jeff Yoo, sang terapis bersertifikat dari Moment of Clarity Health Center, dilansir Huffpost "Karenanya, kekonsistenan menjadi hal utama supaya anak tak gampang berbohong. Bila Anda sebelumnya sudah menyebut bahwa televisi mesti dimatikan pukul 21:00, pastikan untuk menaatinya," jelasnya.

4. Memberikan harapan besar kepada sang buah hati

Banyak orang tua yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap anak-anak mereka. Akan tetapi, sering kali keadaan nyata tak sesuai dengan apa yang diharapkan, sehingga baik sang anak maupun para orang tua merasakan tekanan dalam mencapai tujuan ini.

"Para orang tua semacam itu umumnya sudah menyiapkan rencana masa depan bagi anak-anak mereka. Seperti sebuah skenario, tampaknya anak tidak diperbolehkan untuk memilih jalannya sendiri dalam kehidupan. Akibatnya, orang tua akan berusaha dengan semua metode supaya anak tersebut mengikuti harapan orang tuanya walaupun hal ini mungkin melibatkan pengorbanan apapun oleh para orang tua," demikian penjelasan John Mayer, PhD, seorang psikolog klinik di Doctor on Demand, dirujuk dari sumber tersebut. The Bump .

Meskipun demikian, perlu ditekankan bahwa memiliki harapan besar pada anak tidak selalu merupakan jawaban. Ini pun tak berarti sebagai wujud cinta kepada si buah hati. Justru sebaliknya, hal tersebut dapat membuat anak mengalami tekanan dan jadi rewel bahkan ketika Anda sudah memenuhi segala keperluannya.

5. Terus menerus merasa berdosa terhadap anak

Orang tua yang kerap merasa bersalah kepada anak memiliki potensi untuk menciptakan sifat kesombongan dalam diri sang anak. Mengapa demikian? Apabila orang tua kurang bisa menemani dan menghabiskan waktu bersama anak-anaknya, mereka mungkin akan memenuhi setiap keinginan si anak sebagai tanda pertobatan.

"Banyak orang tua merasa bersalah ketika berada jauh dari anak-anak mereka. Alasan tersebut bisa dikarenai oleh beberapa hal seperti tekanan kerja ataupun kewajiban lain dalam hidup. Walaupun memberi hadiah kecil pada si buah hati atau ajak mereka liburan mungkin diartikan sebagai tanda minta maaf, namun secara tak sadar perilaku semacam itu memiliki potensi untuk membentuk generasi penerus menjadi sosok yang manja," paparan Louis J. Lichtman, PhD, sang penulis 'A Practical Guide for Raising a Self-Directed and Caring Child', diringkas. Parents .

Selain itu, Mayer menyebut bahwa perasaan bersalah karena kurangnya waktu berkualitas dengan anak-anak merupakan sesuatu yang wajar. Akan tetapi, sebaiknya jangan menjadikan rasa tersebut sebagai dalih untuk memberikan kelebihan fasilitas kepada mereka.

Berikut ini adalah sejumlah kebiasaan yang perlu dijauhi oleh para orang tua agar tidak menurunkan disiplin pada buah hati mereka. Jangan luput menerapkannya. pola asuh yang akurat tetapi dengan penuh kasih sayang sehingga anak berkembang menjadi individu yang berkelakuan baik dan bertanggung jawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Inspirasi Ootd Liburan Alá Meissie, Nyaman dan Stylish!

Meissie, seorang content creator Jakarta yang terkenal melalui caranya sendiri fashion -nya yang chic dan effortless, kerap membagikan inspirasi outfit Liburan mengagumkan di media sosial. Memiliki lebih dari 800 ribu penggemar di Instagram, Meissie ternyata ahlinya dalam menyatukan pakaian sederhana dengan nuansa mewah, menjadikan penampilannya selalu menawan. stylish tanpa terkesan berlebihan. Pada tiap petualangannya, Meissie tetap mampu menghasilkan look yang nyaman, namun tetap fashionable. Inspirasi outfit Liburan gaya Meisa sangat sesuai untuk Anda yang menginginkan penampilan santai namun tetap fashionable. on point selama traveling . Yuk, simak! 1. Meissie terlihat playful mengenakan kemeja lengan panjang warna merah muda yang dimasukkan ke dalam rok hitam. Dia melengkapi penampilan tersebut dengan sneaker putih. 2. Tampilan santai hadir dengan mengenakan kemeja kaos berwarna hitam bersama rok pendek denim. Ditambah sepatu sneaker dan topi put...

Lirik Lagu 'Malapeh Hao' oleh Rayola dengan Makna yang Mengharukan!

Rayola terus menghidupkan kembali sektor musik Minang dengan meluncurkan single baru, termasuk di antaranya adalah lagu berjudul "Malapeh Hao". Single tersebut menjadi populer dan sering dinikmati penggemar musik Minang. Lagu "Malapeh Hao" karya Wawan CD terdengar sangat mengagumkan ketika dibawakan dengan lembut oleh Rayola. Selain itu, pesan mendalam dalam liriknya turut menambah daya pikat lagu tersebut. Bagi Anda yang ingin melihat lirik lengkap "Malapeh Hao", silakan baca ulasan di bawah ini hingga selesai! 1. Teks lirik lagu "Malapeh Hao" Dirambah bana rimbo ilalang Larinya yang tidak bisa mencapai tujuan tersebut. Mengapa ya nasibku hilang dari genggamanku juga? Sebenernya kamu juga orang yang biasa saja kan? Mengapa penegak hukum yang di salahkan? Tali tapauik bapilin tigo Entah kenapa orang ini merasa tidak bahagia dengan hal tersebut. Malapeh hao naik ke bawah menjadi lebih dalam begitu saja. Lapuaknyo...

10 Makanan Ringan Paling Mematikan

 10 Makanan Ringan Paling Mematikan Makanan ringan adalah cara yang lezat dan praktis untuk menikmati camilan cepat, tetapi beberapa di antaranya bisa mematikan. Berikut adalah 10 makanan ringan paling berbahaya, beserta jumlah orang yang meninggal akibat mengonsumsinya setiap tahunnya. 1. Buah dan sayuran yang tidak dicuci. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 48 juta orang jatuh sakit karena makan produk-produk pertanian yang terkontaminasi setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 128.000 orang harus dirawat di rumah sakit dan 3.000 orang meninggal. Penyakit yang paling umum disebabkan oleh konsumsi buah dan sayuran yang tidak dicuci adalah E coli, yang dapat menyebabkan diare, muntah, dan kram perut. 2. Kerang mentah Kerang mentah, seperti tiram, kerang, dan remis, dapat mengandung bakteri berbahaya yang menyebabkan keracunan makanan. CDC memperkirakan sekitar 19.000 orang jatuh sakit karena makan kerang mentah setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, 12...