Rio Dewanto dan Faradina dalam Legenda Gelap Malin Kundang: Kisah Cinta yang Berubah Menjadi Misteri Hitam
Jakarta, IDN Times - Faradina Mufti dan Rio Dewanto tampil bersama di layar lebar yang baru, Legenda Kelam Malin Kundang Kedua pemerannya bertindak sebagai pasangan suami istri yang menghadapi situasi tidak terduga sehingga menciptakan tensi dalam hubungan mereka di rumah.
Dalam memerankan tokoh-tokohnya, Rio Dewanto serta Faradina Mufti menjalani sesi latihan adegan tertentu guna mengatur batas-batas kontak fisik antara keduanya. Mau tahu apa saja yang dipelajari dalam proses ini? Mari kita simak pembicaraan Rio dengan Faradina tentang hal tersebut.
1. Faradina Mufti menekankan kepentingan untuk mengatur batasan kontak fisik ketika syuting scene bersama Rio Dewanto.

Bersama dengan Rio Dewanto, Faradina Mufti mengatakan bahwa sangat penting untuk menetapkan batas pada kontak fisik saat sesi latihan. Dia juga mengeraskan poin ini tidak hanya berlaku untuk scene yang romantis saja.
"Yang dimaksud bukan tentang seberapa dekat secara fisik, tapi lebih ke gerakan seperti apa yang umum dilakukan pasangan suami-istri dalam keluarga mereka. Misalnya memeluk satu sama lain," jelas Faradina Mufti saat ditemui di daerah Kuningan, pada hari Senin (19/5/2025).
Dia menyebutkan pula, "Jika kita tidak membicarakannya terlebih dahulu di luar sana, mungkin saja dia (Rio Dewanto) merasa kurang nyaman dengan hal tersebut."
2. Rio Dewanto menyatakan bahwa Joko Anwar tidak mengambil peran yang dominan dalam film ini.

Pada saat itu, Rio Dewanto awalnya berpikir bahwa proyek film tersebut akan dipimpin secara mayoritas oleh Joko Anwar sebagai produser. Tapi sebenarnya, aktor tersebut terkesima dengan tingkat keleluasaan yang diberikan Rafki Hidayat dan Kevin Rahardijo kepada sang sutradara untuk mengerjakannya.
"Pada awalnya, saat saya terlibat dalam projek ini, pikiran pertama saya adalah, 'Pasti Bapak Joko Anvar akan sangat mengontrol projek ini.' Namun ternyata tidak demikian. Malahan dia memberikan kesempatan luas bagi kedua sutradara muda tersebut untuk menyampaikan visinya sendiri," ungkap Rio Dewanto.
"Bila dia berkata demikian, mereka itu seperti bika-biki, satu di sebelah kanan dan satunya lagi di sebelah kiri, sama-sama saling dukung," jelasnya sembari terkikih.
3. Nova Eliza fokus mempelajari bahasa Minang guna persiapan proyek Legenda Kelam Malin Kundang.

Pada saat yang sama, Nova Eliza giat belajar bahasa Minang agar terbebas dari kesalahan. Ia pun praktik secara langsung bersama sang sutradara, Rafki Hidayat, orang yang memiliki latar belakang etnis Minang tersebut.
Dalam hal penggunaan Bahasa, tentu saja saya mengonversikan ke dalam bahasa Minang untuk pertama kalinya. Saya dibantu oleh Rafiki yang sebenarnya berasal dari suku Minang, sehingga terasa lebih alami. Sebab ketika berakting dengan bahasa tertentu, kita perlu menyampaikannya dengan sepenuhnya yakin agar tidak ada kesalahan. Kita takut jika sampai melakukan kesalahan karena penonton bisa langsung mengetahuinya. ngeuh Jadi, diberi bantuan dari segi logat serta dibantu. full "ungkap Nova Eliza pada konferensi pers kemarin sore (19/5/2025)," demikian pernyataannya.
Untuk mereka yang tak bisa menunggu untuk menyaksikan, Legenda Kelam Malin Kundang jadwal untuk ditayangkan pada November 2025 yang akan datang.
Komentar
Posting Komentar